Minggu, 01 Desember 2013

KALIMAT MAJEMUK (KONJUNGSI, DISJUNGSI, IMPLIKASI, DAN BIIMPLIKASI)


KONJUNGSI

v  Konjungsi adalah pernyataan yang dibentuk dari dua pernyataan p dan q yang dirangkai dengan menggunakan kata hubung dan.
v  Konjungsi pernyataan p dan q ditulis dengan lambang sebagai berikut : p ٨dibaca p dan q.
v  ٨ q benar, jika p dan q benar.
v  p ٨ q salah, jika salah satu p atau q salah, atau p salah dan q salah.
Contohnya, pernyataan Adi berikut :
 “Fahmi makan nasi dan minum kopi.”
Pernyataan tersebut ekuivalen dengan dua pernyataan tunggal berikut. “Fahmi makan nasi.” Dan sekaligus “Fahmi minum kopi.”
            Dalam hal mana pernyataan Adi di atas bernilai benar dan dalam hal mana bernilai salah dalam empat kasus berikut, yaitu: (1) Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi, (2) Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi, (3) Fahmi tidak makan nasi namun ia minum kopi, dan (4) Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi :
            Pada kasus pertama, Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi. Dalam kasus seperti ini, tidaklah mungkin Anda akan mengatakan pernyataan Adi tedi bernilai salah. Alasannya, pernyataan Adi tadi sesuai dengan kenyataannya. Pada kasus kedua, Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi. Dalam hal ini, tentunya Anda akan menyatakan bahwa pernyataan majemuk Adi tadi bernilai salah karena meskipun Fahmi sudah makan nasi namun ia tidak minum kopi sebagaimana yang dinyatakan Adi. Sejalan dengan itu, pada kasus ketiga, Fahmi tidak makan nasi meskipun ia sudah minum kopi. Sebagaimana kasus kedua tadi, Anda akan menyatakan bahwa pernyataan majemuk Adi tadi bernilai salah karena Fahmi tidak makan nasi sebagaimana yang dinyatakan Adi bahwa Fahmi makan nasi dan minum kopi. Akhirnya, pada kasus keempat, Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi. Dalam hal ini Anda akan menyatakan bahwa pernyataan majemuk Adi tadi bernilai salah karena tidak ada kesesuaian antara yang dinyatakan dengan kenyataan kebenaran berikut :

p
Q
p ˄ q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
S
DISJUNGSI

Disjungsi adalah gabungan dua pernyataan yang menggunakan kata penghubung logika “atau” sehingga membentuk dua pernyataan majemuk. Kata penghubung “atau” dalam logika matematika dilambangkan dengan “ V ”. Disjungsi dua pernyataan p dan q dapat dituliskan  “p V q” dan dibaca ”p atau q”. Dalam kehidupan sehari-hari, kata “atau” dapat berarti salah satu atau kedua-duanya, dapat pula berarti salah satu tetapi tidak kedua-duanya. Dari pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua macam disjungsi yaitu sebagai berikut.
Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila paling sedikit satu dari keduanya bernilai benar. Disjungsi inklusif dua pernyataan p dan q ditulis p V q.
Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila
hanya satu dari dua pernyataan bernilai benar. Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q ditulis p   q.
Contohnya, pernyataan Adi berikut: “Fahmi makan nasi atau minum kopi.”
Sekarang, bertanyalah kepada diri anda sendiri, dalam hal mana pernyataan Adi di atas akan bernilai benar dalam empat kasus berikut, yaitu: (1) Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi, (2) Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi, (3) Fahmi tidak makan nasi namun ia minum kopi, dan (4) Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi.

Pada kasus pertama, Fahmi memang benar makan nasi dan ia juga minum kopi. Dalam kasus seperti ini, tidaklah mungkin Anda akan mengatakan pernyataan Adi tadi bernilai salah, karena pernyataan Adi tadi sesuai dengan kenyataannya. Pada kasus kedua, Fahmi makan nasi namun ia tidak minum kopi. Dalam hal ini, tentunya Anda akan menyatakan bahwa pernyataan majemuk Adi tadi bernilai benar karena Fahmi sudah benar makan nasi meskipun ia tidak minum kopi sebagaimana yang dinyatakan Adi. Sedangkan pada kasus ketiga, Fahmi tidak makan nasi namun ia minum kopi. Sebagaimana kasus kedua tadi, Anda akan menyatakan bahwa pernyataan majemuk Adi tadi bernilai benar karena meskipun Fahmi tidak makan nasi namun ia sudah minum kopi sebagaimana yang dinyatakan Adi. Akhirnya, pada kasus keempat, Fahmi tidak makan nasi dan ia tidak minum kopi. Dalam hal ini Anda akan menyatakan bahwa pernyataan majemuk Adi tadi bernilai salah karena tidak ada kesesuaian antara yang dinyatakan dengan kenyataan yang sesungguhnya. Ia menyatakan Fahmi makan nasi atau minum kopi namun kenyataannya, Fahmi tidak melakukan hal itu.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa suatu disjungsi p ˅ q akan bernilai salah hanya jika komponen-komponennya, yaitu baik p maupun q, keduanya bernilai salah, yang selain itu akan bernilai benar sebagaimana pada tabel kebenaran berikut :

p
Q
p ˅ q
p   q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
B
S
S
B
B
S









IMPLIKASI

      Implikasi adalah pernyataan majemuk yang disusun dari dua buah pernyataan p da q dalam bentuk jika p maka q.
      Implikasi “jika p maka q” dapat ditulis dengan lambang sebagai berikut : p q.
      Nilai kebenaran implikasi p  q dapat ditentukan dengan menggunakan definisi berikit : p  q dinyatakan salah, jika p benar dan q salah. Dalam kemungkinan yang lainnya p  q dinyatakan benar. Pernyataan p dinamakan anteseden atau hipotesis, sedangkan pernyataan q dinamakan konsekuen atau kesimpulan.
Misalkan ada dua pernyataan  p dan q. Yang sering menjadi perhatian para ilmuwan maupun matematikawan adalah menunjukkan atau membuktikan bahwa jika p bernilai benar akan mengakibatkan q bernilai benar juga. Untuk mencapai keinginannya tersebut, diletakkanlah kata “Jika” sebelum pernyataan pertama lalu ditekan juga kata “maka” di antara pernyataan pertama dan pernyataan kedua, sehingga didapatkan suatu pernyataan majemuk yang disebut dengan implikasi, pernyataan bersyarat, kondisional atau hypotheticial dengan notasi “” seperti ini:     p  q
Notasi di atas dapat dibaca dengan :
1)      Jika p maka q,
2)      q jika p,
3)      p adalah syarat cukup untuk q, atau
4)      q adalah syarat perlu untuk p.
Implikasi p  q merupakan pernyataan majemuk yang paling sulit dipahami. Adi menyatakan pernyataan majemuk berikut ini:
Jika hari ini hujan maka saya (Adi) membawa payung.
Dalam hal ini dimisalkan:
p: Hari hujan.
q: Adi membawa payung.
“dalam  hal manakah pernyataan Adi tadi akan bernilai benar atau salah untuk empat kasus berikut, yaitu: (1) Hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung, (2) Hari ini benar-benar hujan namun Adi tidak membawa payung, (3) Hari tidak hujan namun Adi membawa payung, dan (4) Hari tidak hujan dan Adi tidak membawa payung.
Pada kasus pertama, hari benar-benar hujan dan Adi benar-benar membawa payung sebagaimana yang ia nyatakan. Bagaimana mungkin ia akan dinyatakan berbohong dalam kasus ini? Dengan demikiian jelaslah bahwa kedua komponen yang sama-sama bernilai benar itu telah menyebabkan pernyataan majemuk (implikasi) yang dinyatakan Adi tadi akan bernilai benar. Pada kasus kedua, hari itu benar-benar hujan akan tetapi Adi tidak membawa payung sebagaimana yang seharusnya ia lakukan seperti yang telah dinyatakannya, bagaimana mungkin pernyataan Adi tadi akan bernilai benar? Dengan kata lain, komponen p yang bernilai benar namun tidak diikuti dengan komponen q yang seharusnya bernilai benar juga, akan menyebabkan pernyataan majemuk (implikasi) yang dinyatakan Adi tadi akan bernilai salah.
Akhirnya, untuk kasus ketiga dan keempat, dimana hari itu tidak hujan, tentunya Anda tidak akan menyebut pernyataan majemuk (implikasi) Adi tersebut sebagai pernyataan yang salah, karena Adi hanyalah menyatakan bahwa sesuatu akan terjadi yaitu dia akan membawa payung jikalau hari hujan.

Dengan demikian jelaslah bahwa implikasi p  q akan bernilai benar seperti ditunjukkan tabel kenbenaran berikut ini:

P
q
q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
B
B








BIIMPLIKASI

Biimplikasi atau bikondisional adalah pernyataan majemuk dari dua pernyataan p dan q yang dinotasikan dengan p ↔ q yang bernilai sama dengan (p Þ q) ˄ (q Þp) sehingga dapat dibaca: “p jika dan hanya jika q” atau “p bila dan hanya bila q.”  
Tabel kebenarannya dari p ↔ q adalah :

P
Q
Û q
B
B
S
S
B
S
B
S
B
S
S
B

Dengan demikian jelaslah bahwa biimplikasi dua pernyataan p dan q hanya akan bernilai benar jika kedua pernyataan tunggalnya bernilai sama. Contoh biimplikasi:
1.      Suatu segitiga adalah segitiga siku-siku jika dan hanya jika luas persegi pada hipotenusanya sama dengan jumlah luas dari persegi-persegi pada kedua sisi yang lain.
2.      Suatu segitiga adalah segitiga sama sisi bila dan hanya bila ketiga sisinya sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar