Kamis, 24 Januari 2013

BIOGRAFI DAHLAN ISKAN





Nama : Dahlan Iskan

Kategori : POLITIKUS
Agama : Islam
Tempat Lahir : Magetan, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Senin, 17 September 1951
Zodiac : Leo
Hobby : Olahraga
Warga Negara : Indonesia

Anak : Azrul Ananda
Istri : Nafsiah Sabri
Dahlan Iskan lahir di Magetan pada tanggal 17 Agustus 1951. Saat ini (2012) adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Kabinet indonesia Bersatu dibawah pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak 19 Oktober 2011 lalu, Dahlan Iskan resmi menjabat, menggantikan Mustafa Abubakar.

Seperti judul sebuah artikel terbitan Kompas.com, Dahlan Iskan, Anak Miskin yang jadi Menteri, Dahlan Iskan menghabiskan masa kecilnya di sebuah pedesaan. Pada saat itu, hidupnya serba kekurangan. Orang tua Dahlan Iskan bahkan tidak mengingat kapan Dahlan Iskan lahir, sehingga dia sendiri memilih tanggal kelahirannya, yaitu 17 Agustus 1951, sesuai dengan Hari Kemerdekaan RI, agar mudah diingat.

Sebelum dikenal sebagai sosok penting bagi perkembangan Indoesia saat ini, Dahlan Iskan adalah seorang reporter surat kabar di Samarinda, Kalimantan Selatan. Satu tahun kemudian, 1976, Dahlan Iskan beralih profesi menjadi seorang wartawan majalah Tempo. Karirnya berkembang dengan baik, sehingga pada tahun 1982, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pimpinan surat kabar Jawa Pos hingga sekarang (2012).


Dahlan Iskan merupakan seorang sosok penting dalam revitalisasi Jawa Pos. Pada saat itu, Jawa Pos yang dapat dikatakan hampir mati mampu berkembang dan mencapai oplah hingga 300.000 dari 6.000 eksemplar dalam kurun waktu lima tahun. Lima tahun kemudian, terbentuklah Jawa Pos News Network (JPNN) yang menaungi 134 surat kabar, tabloid, dan majalah. Selain itu, JPNN juga memiliki 40 jaringan percetakan di seluruh Indonesia. Kemudian pada tahun 1997, Dahlan Iskan mendirikan Graha Pena di Surabaya.

Selain jurnalistik, Dahlan Iskan juga mendirikan stasiun televisi lokal JTV (Jawa Timur TV) di Surabaya pada tahun 2002. Stasiun TV serupa didirikan di Batam dan di Riau dengan nama BatamTV dan RiauTV.

Pada awal 2009, Dahlan Iskan mulai mengembangkan karirnya dengan menjabat sebagai komisaris PR Fangbian Iskan Corporindo (FIC). Perusahaan tersebut membangun Sambungan Komunikasi Kabel laut (SKKL) antara Surabaya dan Hong Kong dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.

Selain sambungan komunikasi, Dahlan Iskan juga memiliki banyak rencana cemerlang untuk sambungan listrik. Sejak akhir tahun 2009, Dahkan Iskan memimpin PLN. Dia menggantikan Fahmi Mochtar sebagai Direktur Utama PLN yang sebelumnya menuai kritikan pedas akibat seringnya lampu mati di daerah Jakarta. Sehubungan dengan hal tersebut, Dahlan Iskan mencanangkan gebrakan bebas byar pet dalam 6 bulan untuk seluruh wilayah Indonesia. Lalu, dia juga mencanangkan gerakan sehari sejuta sambungan. Setelah itu, dia merencanakan pembangunan PLTS untuk 100 pulau di Indonesia Bagian Timur untuk daerah Pulau Banda, Manado, Derawan, Wakatobi, dan Citrawangan. Selain itu, Dahlan Iskan juga merupakan presiden direktur PT Cahaya Fajar Kaltim dan PT prima Electric Power di Surabaya; perusahaan pembangkit listrik swasta.

Prestasi Dahlan Iskan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam listrik, tentunya, mendapatkan respon positif dari pemerintah. Pada 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan terpilih sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggantikan Mustafa Abubakar yang sakit. Pada saat itu bisa dibilang Dahlan Iskan berat untuk menerima tawaran tersebut karena dia sedang berada di puncak semangat untuk memperbarui sistem PLN. Dalam karirnya sebagai Menteri BUMN, target awal Dahlan Iskan adalah menyusutkan jumlah BUMN dalam program rekstrukturisasi aset negara. Rencana tersebut menunggu persetujuan Menteri Keuangan.

Selain profesi tersebut, Dahlan Iskan adalah seorang penulis. Dia menulis "Ganti Hati" pada tahun 2008 silam, berdasarkan pengalamannya cangkok hati di Tiongkok.

KARIER :
2011, Menteri Badan Usaha Milik Negara
2009, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara 
2009, Dahlan sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC) 
2002, Mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya 
1982, Pimpinan surat kabar Jawa Pos 
1976, Wartawan majalah Tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar